Minggu, 21 September 2014

Sang Photografer


tetap Bersama
Saat fajar mulai menyapa, pemuda itu langsung sigap membawa camera dan Tripod untuk menanti mentari pagi. Hawa dingin dan rasa lelah tak menghalangi nya untuk berkarya. Dengan antusias!, Beranjak dari dalam tenda, tepat disebalahnya sambil lalu menyeting camera. Seakan tiap moment itu tidak untuk dilewatkan.
Setting tempat, lokasi, posisi mulai bergantian. Tak lupa, dibawanya berbagai keperluan pendukung guna menghasilkan karya se sempurna mungkin. Jepretan demi jebretan foto percobaan pun terus diambil. Hanya saja kondisi ini tak berlangsung lama. Karena setiap waktu yang berlalu mentari seakan mengejar. Kedatangannya diantara keheningan pagi tidak dapat diperlambat ataupun dipercepat.
Satu persatu teman-teman mulai keluar dari tenda. Ada yang masih berbalut sarung dan ada pula yang masih tidur. Entah apa yang membuatnya!, semangat nya kalah oleh sang Photografer. Kanan kiri, atas bawah. Bagaimanapun, demi hasil yang maksimal dia lakukakan.
Tak berselang lama, mentari dengan gagah sudah muncul diantara Pegunungan Tengger dan Semeru. Senyumnnya menyapa pagi kami, kabut pun perlahan mulai sirna. “ini moment yang tidak boleh terlewatkan!” sahut sang Photografer. Bergantain teman-teman berfoto. Ada yang selfie, ada juga yang bersama-sama.
Lain tempat, lain pula momentnya. Itu terasa bagi sang Photografer. Kadang dia berlari didepan, kadang tertinggal dibelakang.
Bagi sang Photografer, lelahpun seakan tak berarti demi hasil terbaik. Senyum  kebersamaan, kekeluargaan, kekompakan saat melihat hasil foto. Seakan semua terbayar lunas. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar